Outbound merupakan permainan atau kegiatan yang dapat memberi perubahan karakter menjadi lebih baik atau positif. Misalnya untuk meningkatkan kualitas kerja karyawan dengan tujuan meningkatkan daya kreatifitas, jiwa kepemimpinan, kerja sama tim, ketelitian, kedisiplinan, dan lainnya.
Idealnya suatu program rancangan kegiatan outbound bertujuan sebagai berikut:
1. Melatih rasa percaya diri.
2. Membangun kerjasama dan kepercayaan satu sama lain dalam tim.
3. Melatih kecepatan, ketepatan, bekerja dengan effisien.
4. Membiasakan dalam iklim persaingan.
5. Menerima dengan fair kekalahan.
6. Menerima instruksi dan melaksanakannya.
7. Membangun semangat lahirnya ide dan kreatifitas.
8. Melatih jiwa kepemimpinan.
9. Terampil menggunakan sumber daya yang ada dan terbatas untuk hasil yang maksimal.
10. Mambangun pribadi yang pantang menyerah.
12. Membentuk pribadi yang mempunyai inisiatif.
13. Melatih kemampuan komunikasi dan bersosialisasi.
Ragam manfaat tersebut bermuara pada tercapainya pengembangan diri dan tim yang dapat dirasakan oleh para peserta. Karena sukses seseorang dalam kehidupannya, terutama dalam karier bisnis dan organisasi, sangat ditentukan oleh kepercayaan diri, kemampuan mengontrol emosi, dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Para pakar di bidang kecerdasan emosi berpendapat bahwa sukses dalam karier di perusahaan (juga di ranah kehidupan lainnya) lebih ditentukan oleh kecerdasan emosional dibandikan dengan kecerdasan intelektual. Oleh karena itu, upaya untuk mengembangkan kecerdasan emosional mendapat perhatian yang semakin besar.
Ada beberapa ciri yang menandai apakah seseorang memiliki kecerdasan emosional yang baik. Ciri-ciri tersebut, antara lain, adalah sebagai berikut:
Mentalitas berkelimpahan
Sifat kepribadian ini dimiliki oleh orang yang suka membagi-bagi apa yang dimiliki kepada orang lain. Orang yang demikian selalu meras bahwa dengan memberikan apa yang dia miliki kepeda orang lain akan membuat dia merasa lebih kaya. Sifat ini adalah lawan dari mentalisasi yang pelit (scarcity mentality). Orang yang memiliki sifat pelit selalu ketakutan dan dia tidak akan mendapatkan sesuatu bila orang lain sudah mendapatkannya.
Pikiran positif pada orang lain
Bila seseorang memiliki sifat ini, dia akan melihat orang lain sebagai bagian dari kebahagiaan hidupnya sendiri. Selain itu dia selalu melihat sisi positiv hal-hal yang dilakukan dan dipikirkan oleh orang lain. Covey (1990) menggunakan istilah “seek first to understand than to be understood” (berusaha mengerti orng lain lebih dahulu baru diri sendiri dimengerti). Orang yang memiliki sifat kepribadian ini tidak akan segera menarik kesimpulan tentang apa yang dikatakan orang lain sebelum dia mengerti apa yang dipikirkan oleh orang lain.
Kemapuan berempati
Sifat ini dimiliki oleh orang yang bisa merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Kepekaan perasaan yang dimilikinya membuat dia mudah merasakan kegembiraan dan kesusahan orang lain. Orang yang tidak memiliki kemampuan berempati biasanya sangat sulit untuk berhubungan baik dengan orang lain. Perasaannya tumpul dalam memahami kebutuhan orang lain.
Komunikasi transformasional
Sifat ini dimiliki oleh orang yang selalu memilih kata-kata yang enak didengar telinga dalam berbicara pada orang lain, dia tetap memilih kata-kata yang menyejukan hati dan pikiran dalam menanggapi perbedaan tersebut.
Win-win oriented
Sifat ini dimiliki oleh orang yang—dalam interaksinya dengan orang—selalu ingin membuat orang lain merasa gembira dan dia juga gembira. Orang yang demikian memiliki rasa respek pada orang lain.
Sifat melayani
Orang yang memiliki sifat demikian ini sangat senang melihat orang lain senang dan sangat susah melihat orang lain susah. Sifat ini adalah lawan dari sifat egois yang hanya mementingkan diri sendiri atau golongannya sendiri. Orang yang memiliki sifat melayani, kalau menjadi pemimpin, dia bukan minta dilayani tapi melayani kepentingan oranng yang dipimpinnya.
Kebiasaan apresiatif
Orang yang memiliki sifat ini suka memberikan apresiasi pada apa yang dilakukan oleh orang lain. Apresiasi yang diberikan pada orang lain membuat orang lain merasa dihargai.
Sifat-sifat diri itu memang tidak semua dapat tercapai “hanya” dengan sebuah kegiatan outbound yang hanya berlangsung dalam hitungan hari(1-4 hari). Tapi, kegiatan outbound, terutama yang dirancang khusus untuk tujuan-tujuan tertentu, bisa menjadi starting point (titik pijakan) bagi seseorang untuk menemukan konsep diri dan perilaku yang lebih baik pada hari-jari berikutnya.
Dengan konsep-konsep interaksi antara peserta dan dengan alam, melalui kegiatan simulasi di alam terbuka, diyakini dapat memberikan suasana yang kondusif untuk membentuk sikap, cara berpikir, dan persepsi yang kreatif dan positif dari setiap peserta guna membentuk rasa kebersamaan, keterbukaan, toleransi, dan kepekaan yang mendalam, yang pada harapnya akan mampu memberikan semangat, inisiatif, dan pola pemberdayaan baru dalam kehidupannya.(*)
Lima Cara Mencintai Pekerjaan Anda
Pekerjaan seringkali membuat kita stres dan bahkan frustasi. Entah karena situasi yang dihadapi kian berat, atau memang merasa tidak cocok dengan pekerjaan tersebut. Hal ini tentunya membuat kita semakin tertekan dan merasa benci dengan pekerjaan. Hentikan pandangan ini dan ubah sikap Anda.
Tak perlu marah
Marah itu manusiawi, tetapi tiada guna. Yang ada hanya menghabiskan energi positif Anda yang seharusnya dialokasikan untuk pekerjaan. Jadi sebaiknya, terimalah apa adanya pekerjaan Anda.
Tak perlu menyalahkan.
Berhenti salahkan siapa pun, maupun apa pun. Bagaimana kalau introspeksi diri, siapa tau memang kita yang pernah salah ambil keputusan atau salah bertindak. Menyalahkan lingkungan hanya akan menurunkan level energi Anda. Jadi, kalaupun Anda merasa tidak ada yang beres dikantor, sebaiknya lekas introspeksi dan ambil pelajaran darinya. Dengan cara ini Anda akan bisa mengembangkan diri lebih positif lagi.
Ubah keyakinan.
Keyakinan menjadi dasar untuk menentukan kemana karir yang akan Anda bawa. Namun, pahamilah tak selamanya keyakinan itu berakibat positif, maka berbagilah dengan orang yang lebih bijak tentang persoalan ini.
Ubah sikap.
Yang perlu Anda pahami bahwa dalam hidup, selalu ada saat yang naik dan turun. Jadi Anda harus mengerti juga bahwa saat-saat berat yang sedang dihadapi merupakan saat Anda merasakan berada di bawah. Dan di saat itu Anda juga harus segera persiapkan diri untuk bekerja naik ke atas.
Buat pilihan yang lebih baik.
Perjalanan karir selalu dipenuhi dengan pilihan. Pastikan Anda sedang berada pada di pilihan yang tepat dengan merenungi perjalanan karir Anda. Jika Anda berada pada pilihan yang salah, sebaiknya pilih pekerjaan yang lain atau membuat pilihan baru. [malang post]