Home » » BERITA KOTA MALANG : USIA 3,5 TAHUN, TUBUH PENUH SISIK

BERITA KOTA MALANG : USIA 3,5 TAHUN, TUBUH PENUH SISIK

Written By Unknown on Kamis, 04 Agustus 2011 | 18.38



KASEMBON - Rohim Wahyu, balita berusia 3,5 tahun asal RT 03 RW 02 Dusun Bocok Desa Pondok Agung Kecamatan Kasembon menderita penyakit aneh. Kondisi putra pasangan Sulistyowati (26 tahun) dan almarhum Waryono (35 tahun) sungguh menyedihkan. Sekujur tubuhnya dipenuhi sisik bak kulit ular, belum diketahui secara pasti penyebab kelainan kulit balita itu.

Bila dicermati, kondisi Rohim hampir sama dengan Yusdika, bocah bersisik asal Dusun Ploso Kerep, Desa Dengkol, Kecamatan, Singosari. Saat itu Yusdika diduga menderita penyakit Eritroderma karena kelainan genetika. Yang memprihatinkan, penyakit seperti ini sepertinya selalu menyerang bocah dari keluarga tidak mampu.


Sama seperti Yusdika, Rohim Wahyu sendiri adalah bayi yatim yang berasal dari keluarga tidak mampu. Dengan kondisi itu, makanya Rohim tak pernah mendapatkan penanganan serius. Dia pernah diperiksakan ke Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Kota Malang saat itu hanya diberi salep seharga Rp 21 ribu. ‘’Mau kesana lagi terkendala transportasi mas, wong jauh,” aku Sulistyowati, sang ibu.

Disisi lain, Sulistyowati sendiri adalah warga awam yang tak mengerti mengenai jaminan kesehatan daerah (Jamkesda). Sehingga saat berobat dia tidak mememanfaatkan fasilitas untuk warga miskin tersebut. ‘’Saya tidak mengerti apa itu Jamkesda,’’ akunya. 


Mengenai riwayat penyakit putra semata wayangnya, Sulis mengaku awalnya dari proses kelahiran. Sebelum melahirkan sang anak pada 9 Desember 2007, dirinya mengalami kecelakaan. Saat itu, Sulis ditabrak oleh orang tak dikenal sehingga ketubannya pecah, dia menduga hal itu yang menyebabkan anaknya kelainan.


‘’Setelah lahir, anak saya pernah mengalami sakit panas, dan muncul sisik di kulitnya berwarna hitam,’’ katanya.


Saat sakit panas itu, sisik mengelupas namun anaknya mengalami rasa sakit. Selain sakit, anaknya mengeluh gatal-gatal. Saat itu sisik kemudian digaruk sehingga akhirnya mengelupas. Namun bukannya sembuh, sisik itu justru tumbuh dan semakin banyak hingga ke sekujur tubuh termasuk muka.


Bila di perhatikan maka separuh muka Rohim sudah ditutupi sisik hitam juga sebagian kepalanya. Adapun tubuh hingga bagian kaki seluruhnya sudah ditumbuhi sisik hitam. Padahal bila tanpa sisik, maka sebenarnya kulit Rohim cukup sempurna karena berkulit kuning langsat.


‘’Saya tak tega kalau suhu tubuhnya pas panas karena akan gatal sehingga harus digaruk dan terasa sakit,’’ imbuh dia. 


Saat ini, Sulistyowati dan Rohim tingga di gubuk sederhana bersama ibunya Sri'ah (48 tahun). Gubuk itu dibangun dengan kepedulian warga Pondok Agung yang prihatin dengan kondisi keluarga itu. Dananya adalah dana talangan warga desa setempat.


‘’Setelah suami saya meninggal di Natuna Kepulauan Riau, saya pulang kampung ke Dusun Bocok,’’ ujarnya lirih.


Sementara itu, Ibu Sulis, Sri'ah mengaku pernah mengantar cucunya ke RSSA di Kota Malang. Saat itu setelah periksa mendapat salep seharga Rp 21 ribu dan membayar administrasi Rp 17 ribu. Rohim tidak diperiksakan lagi karena jarak yang jauh dari Kasembon ke Kota Malang sekitar 65 km. 


Terpisah, Kepala Dusun Bocok Syamsul Hadi membenarkan bahwa si bayi bersisik sudah pernah dibawa ke RSSA. Kondisi keluarga itu yang menyebabkan mereka tak bisa mengakses penyembuhan. Pasalnya, Sulis dan Sri’ah hanya buruh tani dengan penghasilan minim. 


‘’Dulu sudah atas inisiatif warga juga, sudah dicarikan rujukan Puskesmas, kalau untuk Jamkesda sosialisasi tidak pernah nyampai sini,’’ bebernya.


Sementara itu,  Dinas Kesehatan Pemkab Malang dipastikan akan turun tangan terhadap kasus itu. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang dr Muhamad Fauzi menegaskan bakal mengirim tim ke Dusun Bocok. Fauzi menduga bahwa penyakit bersisik pada Rohim terjadi karena infeksi.


‘’Kita akan kirim tim dari Puskesmas untuk melakukan observasi, kemungkinan karena adanya infeksi sehingga merusak jaringan kulit,’’ tegas Fauzi.


Sementara itu, dia menerangkan bahwa Jaminan Kesehatan Daerah pada tahun anggaran 2011 bertambah dari Rp 2 Milliar menjadi Rp 3,9 miliar setelah Perubahan Anggaran Khusus (PAK). Besaran itu sama seperti tahun 2010 sebesar Rp 3,9 miliar.



[sumber]


Cloap Program Affiliasi - Cara Mudah cari uang