FOTOGENIK - Yingluck Shinawatra, pemimpin partai Pheu Thai tiba di sebuah hotel di Bangkok untuk bertemu para pemimpin partai itu, Senin (4/7/2011). Dengan kemenangan Pheu Thai dalam pemilu Minggu (3/7/2011), Yingluck bakal menjadi perempuan pertama di Thailand yang menduduki kursi perdana menteri. FOTO:AP
Bangkok / 99ratiz online - Yingluck Shinawatra akan menjadi perempuan pertama yang menduduki kursi perdana menteri Thailand setelah hasil sementara pemilihan umum Minggu (3/7/2011) menempatkannya pada posisi teratas dalam pengumpulan suara.
Kalau hasil akhir pemilu tidak berubah, maka Yingluck akan mengakhiri pemerintah sipil dukungan militer yang telah menggulingkan pemerintahan saudara laki-lakinya, Thaksin Shinawartra pada 2006.
Hasil sementara pemilu menunjukkan, partai Pheu Thai pimpinan Yingluck memenangi suara mayoritas yang cukup untuk membentuk pemerintahan sendiri, tanpa harus berkoalisi. Komposisi suara ini akan meningkatkan stabilitas politik Thailand dan mengurangi kemungkinan intervensi tentara yang pernah dilakukan untuk menggulingkan Thaksin.
Kemenangan ini terjadi setahun setelah pemerintah Thailand menumpas aksi protes yang berujung pada aksi kekerasan dan menimbulkan sejumlah korban jiwa, serta kerusakan berbagai gedung di pusat bisnis Kota Bangkok.
Dalam pidato kemenangannya, Minggu malam di Bangkok, Yingluck mengatakan, “Saya tidak suka menyebut ini kemenangan Pheu Thai, tetapi ini kemenangan rakyat yang telah memberikan kesempatan pada Pheu Thai dan saya untuk melayani.”
“Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan di masa depan, demi kesejahteraan rakyat dan kesatuan bangsa serta rekonsiliasi,” kata ibu satu anak ini.
Perempuan 44 tahun yang fotogenik ini disebut-sebut sebagai kepanjangan tangan Thaksin. Bahkan Thaksin pernah menyebutnya sebagai ‘kloningannya.’ Thaksin, yang kini hidup di pengasingan, dituduh melakukan korupsi dan bersikap tidak hormat pada raja. Sekarang Thaksin hidup dalam pengasingan di Uni Emirat Arab.
Yingluck termasuk golongan kelas menengah yang mapan di Thailand, selain karena ia masuk dalam keluarga kaya raya Shinawatra. Ia meraih gelar sarjana di Chiang Mai University dan gelar master di Kentucky State University, keduanya di bidang administrasi negara.
Ia meniti karir bisnis di perusahaan keluarga yang dibangun Thaksin dan menjadi eksekutif di perusahaan utama. Ia juga menjadi presiden SC Asset, perusahaan properti, dan direktur pelaksana Advanced Info Service, operator seluler terbesar di Thailand.
Ia terjun ke dunia politik atas perintah Thaksin, meski untuk penunjukkannya sebagai calon presiden Pheu Thai sempat mendapat tentangan dari sejumlah pejabat partai itu. Mereka khawatir, penunjukan orang dekat Thaksin akan merugikan partai karena masih banyak rakyat Thailand yang alergi pada Thaksin. Tetapi kekhawatiran itu tidak terbukti dan Pheu Thai menang besar. [surya post]