Home » » SEJARAH DAN TEORI DASAR BELADIRI AIKIDO

SEJARAH DAN TEORI DASAR BELADIRI AIKIDO

Written By Unknown on Jumat, 17 Juni 2011 | 16.28

Aikido

Fokus  : Bertarung

Negara asal : Jepang

Pencipta : Morihei Ueshiba

Seni pendahulu : aiki-jūjutsu; judo; jujutsu; kenjutsu; sōjutsu

Aikido adalah salah satu seni beladiri asal Jepang yang diciptakan oleh Morihei Ueshiba berasal dari Daito Ryu Aiki-Jujutsu. Daito Ryu Aiki-Jujutsu diciptakan pada era modernisasi Jepang yang berlangsung sekitar tahun 1800-an. Beladiri ini merupakan kombinasi dari ilmu pedang Kenjutsu dan Jujutsu yang juga merupakan bentuk seni beladiri tradisional Jepang. Pengaruh Kenjutsu tampak dalam pengaturan gerakan gerakan atau langkah langkah kaki. Sedangkan pengaruh Jujutsu tampak dalam penggunaan teknik kuncian dan lemparan.


Kata " Aikido" berasal dari tiga huruf kanji:
  •  - ai - bergabung, menyelaraskan
  •  - ki - roh, hidup energi
  •  - - jalan, cara
Seni beladiri ini diciptakan dengan menekankan harmonisasi dan keselarasan antara energi ki individu dengan ki alam semesta. Aikido juga menekankan pada prinsip kelembutan dan bagaimana untuk mengasihi serta membimbing lawan. Prinsip ini diterapkan pada gerakan-gerakannya yang tidak menangkis serangan lawan atau melawan kekuatan dengan kekuatan tetapi "mengarahkan" serangan lawan untuk kemudian menaklukkan lawan tanpa ada niat untuk mencederai lawan. Berbeda dengan beladiri pada umumnya yang lebih mengutamakan pada latihan kekuatan fisik dan stamina, Aikido lebih mendasarkan latihannya pada penguasaan diri dan kesempurnaan teknik. Teknik teknik yang digunakan dalam Aikido kebanyakan berupa teknik elakan, kuncian,lemparan, bantingan. Sementara teknik teknik pukulan maupun tendangan dalam praktiknya jarang digunakan.Falsafah falsafah yang mendasari Aikido, yaitu kasih dan konsep mengenai ki inilah yang membuat Aikido menjadi suatu seni beladiri yang unik.

Dalam Aikido ini juga tidak mengenal sistem kompetisi atau pertandingan, seperti beladiri-beladiri lainnya. Namun sistem kompetisinya lebih bersifat embukai (peragaan teknik).

Sistem tingkatan yang harus dilalui oleh seorang praktisi Aikido hampir sama dengan yang digunakan oleh seni beladiri asal Jepang lainnya, yaitu sistem Kyu untuk tingkat dasar dan Shodan untuk tingkat mahir.


Secara singkat, praktisi yang berada di tingkat kyu 6 sampai kyu 4 menggunakan tanda berupa sabuk yang berwarna putih. Sementara praktisi yang mencapai tingkatan kyu 3 sampai 1 menggunakan sabuk berwarna cokelat. Tingkatan selanjutnya adalah Shodan. Praktisi yang mencapai tingkatan ini ditandai dengan sabuk yang berwarna hitam serta aksesoris tambahan berupa celana panjang bernama Hakama. Celana seperti ini biasa dipakai oleh para samurai pada zaman dahulu.

Hingga saat ini Aikido juga banyak memiliki banyak cabang-cabang "teknik" atau "style" yang juga memperkaya teknik-teknik yang tidak meninggalkan teknik dasarnya. Misalnya aliran Nisyo yang lebih menekankan style teknik-tekniknya kepada pedang kayu (boken) dan tongkat/stik (jo). Juga aliran Iwama yang lebih menekankan teknik-tekniknya kepada kecepatan dalam mengatasi serangan lawan (nage).

Diantara tehnik-tehniknya adalah :

Irimi Nage

Irimi Nage dalam bahasa Inggris diartikan sebagai "entering throws" dan dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai "Teknik Lemparan Masuk dan Menyusup". Irimi merupakan salah satu pilar teknik Aikido yang memberikan suatu gambaran bagaimana teknik beladiri itu menyambut serangan lawan dengan tanpa bergeming atau mundur. Teknik ini tidak pula bersifat menahan atau memblokade tenaga serang lawan baik berupa pukulan, tendangan atau lainnya. Tetapi teknik ini secara fisik masuk dan menyatu dengan penyerangnya dan secara spirit ia mengambil inisiatif awal ketika niat penyerang sudah timbul. Teknik tampak sederhana dan terkesan mudah, tetapi justru di dalam teknik ini kedalaman pemahaman dalam spirit (semangat) "Aiki" atau harmonisasi "Ki" (semangat) dapat diujikan. Teknik ini ternyata merupakan teknik terlama dalam penyempurnaannya dan juga makin sederhana kelihatannya.

Suwari Waza

Suwari Waza adalah cara pembelaan diri dari posisi duduk. Dari segi konsep pembelaan diri, semua tehnik bela diri Aikido yang dilakukan dengan berdiri bisa pula dilakukan dalam posisi duduk. Cara pembelaan diri seperti ini sangat berguna ketika seorang praktisi bela diri tidak dalam keadaan siap berdiri ketika serangan terjadi.

Sankyo

Sankyo adalah tehnik kuncian dasar ke tiga dalam Aikido. Tehnik ini memberi rasa sakit pada pangkal lengan dan lengan, atau sekaligus pada jari-jari dengan memuntir lengan ke arah dalam, dengan sudut siku 90 derajat. Saat tehnik ini di eksekusi, tangan penyerang terkunci dengan rasa sakit yang kuat, sehingga memudahkan jalan bagi pembela diri untuk melumpuhkan penyerang. Dalam rekaman tersebut, gerakan kuncian tangan pembela diri dibantu dengan pergerakan pinggul dan kaki yang melingkar berputar kearah belakang. gerak pinggul dan kaki dalam menetralisasi serangan dalam aikido sama pentingnya dengan olah gerak tangan.

Stick Dissarming

Setiap senjata mempunyai karakteristik penyerangan tertentu. Ini menyangkut bagaimana sebuah senjata digunakan, mencakup arah, tenaga, dan tehnik penyerangan. tongkat pendek cenderung digunakan untuk memukul dengan sabetan. karena sabetan dilakukan dengan arah kesamping membentuk lintasan kurva melingkar, maka tehnik yang rasional untuk menangkap serangan adalah dengan berpadu mengikuti lintasan kibasan tongkat, dan kemudian meneruskan dengan gerakan sirkuler menjadi tehnik lemparan. Cara ini selain efektif, juga mengurangi resiko tubrukan antara tubuh pembela diri dengan tongkat. efek sentrifugal serangan dimanfaatkan tenaganya untuk membantu pembela diri melempar penyerang.

Tanto Tori ( Knife Disarming )

Pelumpuhan serangan bersenjata memerlukan pengetahuan tentang arah serangan, anatomi senjata maupun anatomi anggota tubuh penyerang yang dipakai untuk menyerang. Serangan pisau terdiri dari faktor ujung tajam dan sisi tajam pisau di sertai arah tusukan atau bacokan. dari segi aplikasi, tehnik aikido tidak tertumpu pada pisau sebagai sumber satu-satunya serangan, melainkan melumpuhkan mekanisme penyebab gerak serangan - yaitu anggota tubuh penyerang berupa tangan dan lengan beserta seluruh anatominya. Dengan melumpuhkan tangan dan lengan dengan tehnik kuncian tertentu, maka dengan sendirinya pisau menjadi barang yang tidak membahayakan.

Tanto Tori 1 Knife Disarming

Hal tersulit untuk melumpuhkan senjata pisau adalah membaca lintasan senjata sewaktu digunakan. ini menyangkut taktik yang akan digunakan untuk berpadu dengan serangan, sehingga serangan tertangkap dan kemudian di kembalikan pada penyerang. Ini adalah Starting Point pembelaan diri sebelum pembela diri mempunyai kesempatan atau celah untuk menggunakan tehnik bela dirinya.Tanto Tori.
Cloap Program Affiliasi - Cara Mudah cari uang