Tempat wisata yang populer dan menjadi tujuan semua orang biasanya menjadi terlalu ramai dan agak sulit dinikmati. Rasanya kurang bangga juga kalau pergi ke tempat yang semua orang pernah ke sana.
Di bawah ini beberapa kiat mencari tempat khas yang biasa dikunjungi orang lokal, yang tidak “berbau” turis.
Cari informasi dari berbagai sumber tentang tujuan Anda. Riset tetap penting jika Anda benar-benar ingin tempat khas yang bukan tujuan turis. Bahkan Bali sekalipun punya tempat “tersembunyi” yang menarik dikunjungi.
Tentunya, tempat-tempat seperti ini tidak dapat ditemukan dari sumber-sumber informasi wisata resmi seperti kementerian pariwisata atau agen perjalanan. Carilah informasi dari blog, milis atau buku yang mengeksplor berbagai aspek dari sebuah daerah.
Anda juga harus banyak bertanya kepada orang yang tepat — misalnya teman yang senang pergi ke tempat unik, atau penduduk setempat.
Cara bertanya pun harus jelas dan spesifik seperti “Di mana gedung tua yang sepi wisatawan?” atau “Di mana para anak muda nongkrong di malam minggu?”. Bila tujuan Anda adalah tempat yang biasa dikunjungi penduduk lokal, Anda tinggal minta izin kepada mereka untuk ikut.
Selain riset dan bertanya sana-sini, untuk menemukan tempat khas Anda juga harus berani menjelajah. Gunakan transportasi umum dan cobalah aneka kendaraan dengan jurusan beragam. Duduk manis dan ikutlah ke mana pun kendaraan itu membawa Anda.
Bila di tengah jalan ada yang menarik, silakan turun dan jelajahi. Kalau tidak menemukan sesuatu yang menarik sepanjang jalan, setidaknya Anda sudah dapat tur keliling kota murah-meriah sekaligus bisa mengamati pola kehidupan penduduk lokal.
Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi atau sewaan, silakan mengeksplor jalan-jalan yang ada. Tidak perlu takut tersesat. Teknologi selalu ada untuk membantu Anda.
Saat berada di suatu lokasi, lakukan observasi dengan saksama. Biasanya di antara tempat-tempat wisata yang ramai terselip suatu area yang tidak terjamah. Umumnya area seperti itu agak tertutup karena menjorok ke dalam dan tidak terlihat dari jalan utama.
Bisa juga karena terletak di balik sebuah bangunan seperti rumah makan. Atau lebih sulit dicapai sehingga orang malas dan memilih tempat lain. Contohnya jika Anda mengunjungi Tembok Besar di Cina, ada dua akses yang bisa digunakan.
Melalui Badailing, sangat ramai dan hampir bisa dipastikan harus berdesakan. Sementara melalui Mutianyu sangat sepi dengan jumlah pengunjung yang bisa dihitung dengan jari.
Tempat khas yang “bebas turis” memang menyenangkan karena biasanya lebih asli dan alami. Tetapi kadang tempat seperti ini kurang fasilitas. Kalau di tempat ramai wisatawan Anda dikejar-kejar pedagang, di tempat seperti ini biasanya tidak ada apa-apa.
Jadi ada baiknya Anda membawa cukup bekal minum dan pengganjal perut. Urusan ke belakang bisa agak repot juga — jadi siapkan mental dengan kondisi apa pun yang ada.
Di bawah ini beberapa kiat mencari tempat khas yang biasa dikunjungi orang lokal, yang tidak “berbau” turis.
Desa Oia, di Pulau Santorini. Kredit foto: Thinkstock
Rajin riset
Cari informasi dari berbagai sumber tentang tujuan Anda. Riset tetap penting jika Anda benar-benar ingin tempat khas yang bukan tujuan turis. Bahkan Bali sekalipun punya tempat “tersembunyi” yang menarik dikunjungi.
Tentunya, tempat-tempat seperti ini tidak dapat ditemukan dari sumber-sumber informasi wisata resmi seperti kementerian pariwisata atau agen perjalanan. Carilah informasi dari blog, milis atau buku yang mengeksplor berbagai aspek dari sebuah daerah.
Bertanya dengan tepat
Anda juga harus banyak bertanya kepada orang yang tepat — misalnya teman yang senang pergi ke tempat unik, atau penduduk setempat.
Cara bertanya pun harus jelas dan spesifik seperti “Di mana gedung tua yang sepi wisatawan?” atau “Di mana para anak muda nongkrong di malam minggu?”. Bila tujuan Anda adalah tempat yang biasa dikunjungi penduduk lokal, Anda tinggal minta izin kepada mereka untuk ikut.
Berani menjelajah
Selain riset dan bertanya sana-sini, untuk menemukan tempat khas Anda juga harus berani menjelajah. Gunakan transportasi umum dan cobalah aneka kendaraan dengan jurusan beragam. Duduk manis dan ikutlah ke mana pun kendaraan itu membawa Anda.
Bila di tengah jalan ada yang menarik, silakan turun dan jelajahi. Kalau tidak menemukan sesuatu yang menarik sepanjang jalan, setidaknya Anda sudah dapat tur keliling kota murah-meriah sekaligus bisa mengamati pola kehidupan penduduk lokal.
Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi atau sewaan, silakan mengeksplor jalan-jalan yang ada. Tidak perlu takut tersesat. Teknologi selalu ada untuk membantu Anda.
Jeli mengamati
Saat berada di suatu lokasi, lakukan observasi dengan saksama. Biasanya di antara tempat-tempat wisata yang ramai terselip suatu area yang tidak terjamah. Umumnya area seperti itu agak tertutup karena menjorok ke dalam dan tidak terlihat dari jalan utama.
Bisa juga karena terletak di balik sebuah bangunan seperti rumah makan. Atau lebih sulit dicapai sehingga orang malas dan memilih tempat lain. Contohnya jika Anda mengunjungi Tembok Besar di Cina, ada dua akses yang bisa digunakan.
Melalui Badailing, sangat ramai dan hampir bisa dipastikan harus berdesakan. Sementara melalui Mutianyu sangat sepi dengan jumlah pengunjung yang bisa dihitung dengan jari.
Siap bekal dan mental
Tempat khas yang “bebas turis” memang menyenangkan karena biasanya lebih asli dan alami. Tetapi kadang tempat seperti ini kurang fasilitas. Kalau di tempat ramai wisatawan Anda dikejar-kejar pedagang, di tempat seperti ini biasanya tidak ada apa-apa.
Jadi ada baiknya Anda membawa cukup bekal minum dan pengganjal perut. Urusan ke belakang bisa agak repot juga — jadi siapkan mental dengan kondisi apa pun yang ada.
[sumber : http://id.travel.yahoo.com/jalan-jalan/258-mencari-tempat-khas-yang-belum-terjamah-turis]