Orang yang cemas keringatnya akan lebih banyak sehingga memodifikasi bakteri di ketiak yang membuat badan tercium lebih bau. Orang yang punya jiwa pemimpin karena tinggi sifat dominasinya akan mengeluarkan hormon testoteron lebih banyak sehingga baunya lebih khas. Sedangkan orang yang terbuka jarang memiliki bau yang keras karena emosinya cenderung stabil.
Mengetahui karakter kepribadian seseorang biasanya membutuhkan waktu lama dan sedikit percakapaan. Namun peneitian baru menunjukkan kepribadian seseorang bisa diketahui hanya lewat bau badannya saja.
Penelitian yang dimuat dalam European Journal of Personality ini menilai seberapa bersahabat, cemas atau dominan seseorang hanya dari bau pakaiannya. Penelitian ini merupakan yang pertama kalinya menguji ciri-ciri kepribadian melalui bau badan.
“Kita tidak hanya mengekspresikan diri melalui penampilan, tapi juga melalui bau kita. Pada kesan pertama, kita seringkali memperhitungkan bau seseorang sebagaimana isyarat visual dan suara yang mencirikan kepribadiannya,” kata peneliti, Agnieszka Sorokowska, kandidat doktor di University of Wroclaw, Polandia.
Sorokowska dan koleganya meminta 30 orang pria dan 30 orang perempuan untuk mengenakan kaos katun putih selama tiga malam berturut-turut. Peserta tidak diperbolehkan menggunakan wewangian, deodoran, atau sabun, dan tidak boleh merokok, minum, ataupun makan makanan berbau selama penelitian. Peserta juga mengikuti tes kepribadian.
Kaos dari pemberi bau dikumpulkan dan dinilai oleh 100 orang pria dan 100 orang wanita. Para penilai diminta mencium bau kaos yang diletakkan di kantong plastik non-transparan dan mengevaluasi lima kepribadian dari pemakai kaos pada skala 1 sampai 10. Setiap penilai menilai enam kaos, dan masing-masing kaos dinilai oleh 20 orang penilai.
Penilaian dikategorikan pada tiga sifat kepribadian: ekstroversi (kecenderungan untuk berteman dan bersosialisasi), neurotisisme (kecenderungan untuk merasa cemas dan murung), dan dominasi (keinginan untuk menjadi pemimpin).
Pencocokan tersebut memang jauh dari sempurna. Namun penilai memprediksi tingkat ekstroversi dan neurotisisme pemakai kaos melalui penciuman sama tepatnya seperti peserta dalam penelitian berbeda yang memprediksi ciri-ciri kepribadian seseorang berdasarkan video yang menggambarkan perilaku seseorang.
“Penilaian karakter dominasi paling akurat dalam kasus di mana penilai menilai bau lawan jenisnya. Nampaknya penilaian semacam ini sangat penting untuk memilih pasangan,” kata Sorokowska seperti dilansir FoxNews.com, Minggu (4/12/2011).
Ekstroversi, neurotisisme, dan dominasi adalah sifat yang dapat diekspresikan secara fisiologis sampai batas tertentu, termasuk melalui emosi. Misalnya, orang-orang yang neurotik bisa berkeringat lebih banyak ketika mengalami stres, sehingga memodifikasi bakteri di ketiak dan membuat mereka memiliki bau yang berbeda.
Ciri-ciri kepribadian juga dapat dihubungkan dengan pengeluaran hormon yang dapat mengubah aroma sesorang. Orang yang tinggi tingkat dominasinya mungkin memiliki tingkat testosteron yang lebih tinggi, yang pada gilirannya dapat memodifikasi kelenjar keringatnya. (Sumber: Detik.com)
Mengetahui karakter kepribadian seseorang biasanya membutuhkan waktu lama dan sedikit percakapaan. Namun peneitian baru menunjukkan kepribadian seseorang bisa diketahui hanya lewat bau badannya saja.
Penelitian yang dimuat dalam European Journal of Personality ini menilai seberapa bersahabat, cemas atau dominan seseorang hanya dari bau pakaiannya. Penelitian ini merupakan yang pertama kalinya menguji ciri-ciri kepribadian melalui bau badan.
“Kita tidak hanya mengekspresikan diri melalui penampilan, tapi juga melalui bau kita. Pada kesan pertama, kita seringkali memperhitungkan bau seseorang sebagaimana isyarat visual dan suara yang mencirikan kepribadiannya,” kata peneliti, Agnieszka Sorokowska, kandidat doktor di University of Wroclaw, Polandia.
Sorokowska dan koleganya meminta 30 orang pria dan 30 orang perempuan untuk mengenakan kaos katun putih selama tiga malam berturut-turut. Peserta tidak diperbolehkan menggunakan wewangian, deodoran, atau sabun, dan tidak boleh merokok, minum, ataupun makan makanan berbau selama penelitian. Peserta juga mengikuti tes kepribadian.
Kaos dari pemberi bau dikumpulkan dan dinilai oleh 100 orang pria dan 100 orang wanita. Para penilai diminta mencium bau kaos yang diletakkan di kantong plastik non-transparan dan mengevaluasi lima kepribadian dari pemakai kaos pada skala 1 sampai 10. Setiap penilai menilai enam kaos, dan masing-masing kaos dinilai oleh 20 orang penilai.
Penilaian dikategorikan pada tiga sifat kepribadian: ekstroversi (kecenderungan untuk berteman dan bersosialisasi), neurotisisme (kecenderungan untuk merasa cemas dan murung), dan dominasi (keinginan untuk menjadi pemimpin).
Pencocokan tersebut memang jauh dari sempurna. Namun penilai memprediksi tingkat ekstroversi dan neurotisisme pemakai kaos melalui penciuman sama tepatnya seperti peserta dalam penelitian berbeda yang memprediksi ciri-ciri kepribadian seseorang berdasarkan video yang menggambarkan perilaku seseorang.
“Penilaian karakter dominasi paling akurat dalam kasus di mana penilai menilai bau lawan jenisnya. Nampaknya penilaian semacam ini sangat penting untuk memilih pasangan,” kata Sorokowska seperti dilansir FoxNews.com, Minggu (4/12/2011).
Ekstroversi, neurotisisme, dan dominasi adalah sifat yang dapat diekspresikan secara fisiologis sampai batas tertentu, termasuk melalui emosi. Misalnya, orang-orang yang neurotik bisa berkeringat lebih banyak ketika mengalami stres, sehingga memodifikasi bakteri di ketiak dan membuat mereka memiliki bau yang berbeda.
Ciri-ciri kepribadian juga dapat dihubungkan dengan pengeluaran hormon yang dapat mengubah aroma sesorang. Orang yang tinggi tingkat dominasinya mungkin memiliki tingkat testosteron yang lebih tinggi, yang pada gilirannya dapat memodifikasi kelenjar keringatnya. (Sumber: Detik.com)