PERAGAAN - Seorang terapis meniupkan asap rokok divine kretek ke teliga pasien guna menghilangkan radikal bebas dalam tubuh, Sabtu (2/7).
Asap rokok ternyata tidak hanya membawa dampak buruk pada tubuh saja. Di tangan orang pandai, asap rokok bisa diramu dengan zat-zat tertentu hingga menjadi salah satu bahan untuk pengobatan.
Pernahkan Anda membayangkan duduk di kursi dengan telinga atau hidung dialiri asap rokok lewat sebuah pipa plastik? Mungkin Anda akan merasa sedikit takut, atau berpikir seperti apa ya rasanya?
Rasa takut seperti itu tentu wajar, seperti halnya beberapa orang yang mencoba aksi ini di sebuah hotel di Kota Malang, Sabtu (2/7).
Tetapi jangan berpikir macam-macam dulu, karena ini bukanlah aksi sulap. Ini merupakan teknik pengobatan yang diperkenalkan seorang relawan atau therapist dari Rumah Sehat lewat model pengasapan divine kretek.
“Kami memasukkan asap divine kretek melalui telinga atau hidung karena dari seluruh tubuh manusia, yang paling banyak mengandung radikal bebas adalah kepala,” terang dr Saraswati Soebagjo MSi, Direktur Lembaga Penelitian Peluruhan Radikal Bebas (LPPRB) Malang, sekaligus pengelola Rumah Sehat saat membuka seminar tentang pengobatan ini.
Divine kretek adalah rokok yang terbuat dari cengkeh dan tembakau yang telah ditambahi senyawa bernama scavenger. Senyawa ini berfungsi menarik radikal bebas dalam tubuh.
Bedanya dengan rokok kretek biasa, hanya mengandung cengkeh dan tembakau yang masih mengandung radikal bebas. Zat racun inilah yang biasa memicu kanker dalam tubuh.
Menurut Saraswati, asap rokok (divine) mampu memperingan dan menyembuhkan penyakit berat macam kanker, diabetes, stroke, penyumbatan pembuluh darah, dan migren. Tetapi, terapi ini juga bisa untuk penyakit lain akibat racun yang berasal dari polusi, bahan pengawet dan makanan.
Lantas bagaimana teknik pengobatannya? Menurut Saraswati, prinsipnya sama dengan orang yang melakukan spa. Bedanya, untuk pengobatan ini, pasien diminta tidur di atas kasur berbahan tembaga, yang berfungsi mengangkat radikal bebas dalam tubuh.
Sang therapist kemudian menghisap kretek tersebut, lalu menyemburkan asapnya ke dalam terlinga atau hidung pasien melalui pipa plastik. Setelah proses selesai, therapist melakukan pembaluran (pengasapan) dengan proses injeksi.
Spet injeksi 50 cc tanpa disertai jarum, disuntikkan ke lapisan pori-pori kulit seluruh tubuh pasien. “Lewat proses ini, radikal bebas yang ada dalam tubuh akan keluar melalui pori-pori kulit. Selain menghilangkan radikal bebas, proses injeksi juga memperkecil racun masuk ke dalam tubuh,” jelasnya lagi.
Untuk orang normal, terapi ini bisa dilakukan minimal tiga kali dalam satu bulan. “Sedangkan untuk yang sakit parah, bisa dilakukan setiap hari selama dua minggu berturut-turut,” katanya.
Jika sudah merasa lebih baik, pasien bisa melakukan terapi ini seminggu sekali, dan seterusnya sampai sembuh.
Sebelum diterapi, Rumah Sehat yang berlokasi di Jl Surakarta No 5 Malang ini biasanya mensyaratkan para pasien yang menderita penyakit parah melakukan tes laboratorium terlebih dahulu. Ini agar sang therapist bisa mengetahui pasti gejala penyakit pasien.
“Yang kami tekankan dalam proses penyembuhan pasien adalah meningkatkan kualitas tubuh, sehingga kami bisa membantu mengembalikan kesehatan mereka secara pelan-pelan,” urai Saraswati.
Dia mencontohkan, pada penderita stroke yang selama ini dia tangani. Untuk penyembuhan yang sempurna memang sulit, namun dari yang ditangani, banyak yang membaik. Misalnya, dari tidak bisa jalan sama sekali menjadi bisa menggerakan kaki dengan menopang tangan dan sebagainya.
Sekedar diketahui, divine kretek yang digunakan untuk terapi ini ada 41 macam, untuk jenis penyakit yang berbeda. Selama kurang lebih empat tahun berpraktik, Rumah Sehat mengklaim mampu menyembuhkan 65 persen pasien baik asal Kota Malang maupun luar kota.[surya.co.id]