Dia berbicara tentang siklus hidup dan bagaimana manusia memulai kehidupannya sebagai bayi yang kemudian tumbuh ke masa kanak-kanak dan dewasa. Akhirnya manusia akan memasuki usia tua dimana mereka harus dirawat sebagai bayi lagi. Dengan demikian manusia telah menyelesaikan satu siklus kehidupan..
Iktomi melanjutkan bicaranya sambil terus memutar-mutar jaringan laba-laba yang dibuatnya, Diceritakannya bahwa didalam setiap kehidupan ada banyak kekuatan yang baik dan ada juga kekuatan yang buruk. Jika manusia mendengarkan petunjuk dari kekuatan yang baik, mereka akan berjalan pada arah yang benar. Tapi jika mereka menuruti petunjuk dari kekuatan yang buruk, mereka akan menjalani kehidupan yang salah.
Dia melanjutkan, “Ada banyak kekuatan dan petunjuk yang berbeda yang dapat membantu ataupun yang dapat mengganggu keselarasan alam dan Roh Agung serta semua ajaran-ajaran yang baik.” Sambil terus berbicara dia melanjutkan tenunan jaringan laba-laba yang dibuatnya, mulai dari sisi luar terus ke pusat lingkaran. Ketika telah selesai kerjanya Iktomi memberikan hasilnya kepada seorang Lakota tua dan berkata: “Lihat, jaringan laba-laba adalah sebuah lingkaran yang sempurna, tetapi ada lubang di tengah-tengahnya.”
Para petua suku bangsa Lakota meneruskan visi ini kepada bangsanya. Sekarang mereka menggunakan alat menjaring mimpi ini (dreamcatchers) didalam menjalani kehidupan mereka sehari-hari
Seminggu yang lalu saya berhasil menyelesaikan dua buah Dream Catcher yang saya kerjakan sendiri dengan peralatan seadanya. Saya mempelajari proses pembuatannya lewat beberapa video dari youtube Pertama kali membuatnya saya agak kesulitan menganyam benang / tali ( yang digunakan untuk memancing ikan ) dengan menggunakan pola yang berbentuk jaring laba laba. tapi setelah berkali kali mencoba akhirnya berhasil juga. dibawah ini adalah gambar Dream Catcher buatan saya sendiri ;
Saya membuat dream catchers tersebut sambil menonton opera van Java, Dream Catcher pertama menggunakan ranting kayu sebagai tempat bergantung, saat saya tunjukkan hasil karya saya kepapa seorang teman lewat webcam, dia protest dan mengatakan kalo Dream Catcher itu pada hakikatnya digantung didinding bukan diatas ranting kayu yang didudukkan diatas meja, hingga akhirnya saya membuat dreamcatcher yang kedua dengan menggunakan bulu bulu kemoceng sebagai hiasannya.
Namun bagaimanapun juga dengan ataupun tanpa dream catcher ini saya tetap dapat bermimpi Indah. saya membuat dream catcher ini hanya untuk hiasan semata. anda pun dapat membuat Dream Catcher dengan mudah dengan mengikuti tutorial pembuatannya di Youtube.com
Sumber : www. indonesiamedia.com