Winzy Tersinggung Lindy Minta Rp 1 Juta saat Diajak Bercinta
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - WW alias Winzy (28), tersangka pembunuh Lindy Melissa Pandoh (26) di dalam mobil Avanza, Senin (23/1/2012) mengaku menghabisi korban karena tersinggung ajakannya melakukan hubungan intim ditolak oleh korban. Pengakuan ini berbeda dengan pengakuan Winzy sebelumnya.
Sebelumnya, Winzy mengaku tersinggung gara-gara korban yang menumpang mobilnya ke Manado memaksanya memberi uang sebesar Rp 1 juta dan mengatakan antara dia dan korban tidak memiliki hubungan apa-apa. Sementara kemarin, Winzy mengatakan dia dan Lindy memiliki hubungan khusus sejak September 2011.
Menurut Winzy, dalam perjalanan dari Amurang ke Manado, dia mengajak korban melakukan hubungan intim, tetapi korban menolak dengan mengatakan bersedia dengan syarat memberinya uang Rp 1 juta.
"Saya bilang. Lindy bagaimana kita berdua berhubungan intim. Dia bilang iya tapi berikan saya satu juta,""ujar Winzy.
Mendapat jawaban seperti itu, Winzy menghentikan mobil dan mengambil pisau stainless steel ukuran 21 sentimeter di bagain belakang mobil. Setelah itu dia mencekik leher korban dan mengancamnya dengan pisau.
Korban pun meronta hingga menggaruk lengan dan memukul kepalanya.
Tersangka pun langsung menancapkan pisau ke perut korban bagian dada dan leher. Setelah itu diletakkannya tubuh di bangku tengah mobil. "Baju saya penuh darah penuh darah sehingga saya langsung mengganti pakaian,"kata Winzy yang tetap membantah 'merudapaksa' korban.
Dia menceritakan setelah membunuh korban dia memarkir mobilnya di Pantai Malalayang untuk menunggu gelap dan rencananya akan membuang mayat Lindy di Mokupa.
"Pelan-pelan saya ke Malalayang, saya berpikir tidak nda membuangnya di Malalayang tapi akan membuangnya di Mokupa, di Malalayang hanya menunggu sejenak," katanya.
BERITA SEBELUMNYA : BERITA TENTANG PNS CANTIK YANG DIBUNUH
Satpol PP Pembunuh PNS Cantik Blak-blakan dari Balik Jeruji
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Hanya karena menolak bercinta, Winzy (28) nekat membunuh Lindy Melissa Pandoh (26), warga Tongkaina, Lingkungan II, Minahasa. Lindy adalah pegawai negeri sipil di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab Minahasa Selatan.
Ayah satu anak ini bahkan menghujani korban dengan tusukan pisau hingga korban tewas.
Kepada Tribun Manado, Senin (23/1/2012), tersangka Winzy selain mengakui perbuatannya membunuh korban, dia juga mengaku telah mengajak dan memaksa korban berhubungan intim.
"Saya bilang. Lindy bagaimana kita berdua berhubungan intim. Dia bilang bila tapi berikan saya satu juta," aku Winzy dari balik jeruji Polresta Minahasa.
Tersangka mengaku merasa tersinggung karena korban meminta Rp 1 juta kepadanya untuk bercinta, padahal mereka telah memiliki hubungan sejak sepetember 2011.
Tidak bisa menerima jawaban korban, tersangka langsung menghentikan mobil dan mengambil pisau stainless steel ukuran 21 centimeter di belakang mobil.
Setelah itu dia mencekik leher korban dan mengancamnya dengan pisau. Korban pun meronta hingga menggaruk lengan dan memukul kepala tersangka.
Tersangka langsung menancapkan pisau ke perut, dada, dan leher korban. Setelah itu diletakkannya tubuh korban di bangku tengah mobil.
"Baju saya penuh darah sehingga saya langsung mengganti pakaian," kata Winzy.
Dia membenarkan memiliki hubungan gelap dengan korban, bahkan telah mencapai 5 hingga 6 bulan, namun tidak pernah berhunbungan intim dengan korban.
Saat bertemu dengan korban di kantor Pemkab Minahasa Selatan tersangka menyatakan isi hatinya kepada korban dan dilanjutkannya melalui telepon seluler.
Tersangka Winzy mengakui tidak berhubungan intim dengan korban namun tersangka hanya melakukan masturbasi. Aksi tersangka dilakukannya saat tiba di pantai Malalayang saat korban telah meninggal.
Dia menceritakan, usai membunuh korban dia menuju ke Malalayang hanya menunggu hingga malam dan akan kembali ke Mokupa untuk membuang jenazah Lindy
"Pelan-pelan saya ke Malalayang, saya berpikir tidak membuangnya di Malalayang tapi akan membuangnya di Mokupa, di Malalayang hanya menunggu sejenak," katanya.