Ziarah makam jelang bulan puasa dilakukan hampir oleh seluruh umat muslim di berbagai daerah. Begitu juga warga Muslim di Denpasar, Bali. Seperti umumnya di pemakaman, ada saja para penawar jasa yang siap membantu, misalnya membersihkan rumput di makam.
Para penawar jasa itu rata-rata para bocah. Mereka masih usia sekolah dasar, dan melakoni pekerjaan itu menambah celengan buat mudik lebaran. Setidaknya, begitu kata Adam, seorang bocah pembersih makam di Denpasar.
Para penawar jasa itu rata-rata para bocah. Mereka masih usia sekolah dasar, dan melakoni pekerjaan itu menambah celengan buat mudik lebaran. Setidaknya, begitu kata Adam, seorang bocah pembersih makam di Denpasar.
Adam mengaku melakukan ini mencari uang tambahan ongkos mudik bersama keluarganya ke Jawa Timur nanti. Dari hasil jasanya ini, Adam berharap bisa meringankan beban orang tuanya, mengingat mudik butuh ongkos banyak.
"Saya mencari uang tambahan meringankan beban orang tua nanti pulang kampung. Saya berharap bisa membantu orang tua sehingga tak terlalu memberatkan mereka. Ongkos mudik sekarang cukup mahal," kata Adam yang juga pelajar kelas 5 SD di Denpasar ini, Senin 1 Agustus 2011.
Sudah seminggu ini Adam dan kawan-kawannya selalu datang ke pemakaman warga muslim Wanasari yang berada di Jalan Maruti Denpasar. Mereka membawa perlengkapan seadaanya seperti sapu lidi atau pisau untuk mencabut rumput.
"Alat-alat seadanya saja. ada yang mau makamnya dibersihkan ada juga yang tidak. Ya namanya cari rejeki," ujar Adam polos. "Untuk sekali bersih-bersih pemakaman saya sama sekali tak mematok harga. Saya menerima berapapun pemberian orang."
Rata-rata setiap keluarga yang memanfaatkan jasanya memberinya uang antara seribu hingga lima ribu rupiah. Namun tidak semua yang datang mau menggunakan jasanya.
Adam mengatakan dalam sehari bisa mengumpulkan uang Rp10 ribu hingga Rp20 ribu. Selain adam ada puluhan anak lain melakukan hal yang sama di makam ini. "Lumayan sehari saya bisa tabung Rp5 ribu. Sisanya untuk jajan," kata Adam. [Link]