Unik - Mungkin banyak tidak percaya kalau di Ayutthaya, Thailand, ada patung kepala Buddha di dalam batang pohon tanpa campur tangan manusia. Kepala Buddha ini pun dianggap suci dan menjadi magnet untuk wisatawan di Ayutthaya.
Yang membuat Ayutthaya menarik adalah, kota ini merupakan bekas ibukota Kerajaan Thailand. Bekas istana dan candi tersebar di pelosok kota. Sementara kota Ayutthaya yang modern dibangun di atasnya.
Tidak heran kalau Ayutthaya mendapat predikat UNESCO World Heritage Site sejak tahun 1981. Komplek candi yang paling luas tersebar ada di kawasan Ayutthaya Historical Park.
Beraneka vihara, candi, bekas istana dan seabrekan bangunan kuno bertebaran di sana-sini. Ini adalah bekas kota kuno Ayutthaya yang dibangun Raja Ramathibodi I tahun 1350. Ayutthaya begitu gemilang sampai akhirnya dihancurkan tentara Burma tahun 1767.
detikTravel diajak Tourism Authority of Thailand berkeliling Ayutthaya beberapa pekan lalu. Dari sekian banyak reruntuhan, yang paling saya incar adalah candi Wat Mahathat.
Sudah lama saya membaca ikon wisata di Ayutthaya mengenai sebuah kepala Buddha yang berada di dalam pohon Bodhi. Pohon Bodhi adalah pohon suci bagi umat Buddha di mana dalam sejarahnya Siddharta Gautama bermeditasi di bawah pohon ini.
Unik banget, kok bisa ada kepala Buddha di dalam pohon? Makin mendekati Wat Mahathat, rasa penasaran ini makin membuncah. Siang hari di Ayutthaya sangat panas terik, namun menjelang sore hari, suhu udara mulai bersahabat.
Di depan Wat Mahathat, loket tiket berdiri. Wisatawan membayar 50 Baht (Rp 17.500), murah bukan? Saya segera menghambur masuk, mencari pohon Bodhi yang dimaksud. Pohon Bodhi ini sama seperti pohon Bodhi yang saya jumpai di Sri Lanka.
Tinggi besar seperti beringin, namun daunnya bulat-bulat kecil. Kerajaan-kerajaan kuno yang menganut agama Buddha biasanya menanam Bodhi di tempat-tempat peribadatan mereka.
Di bawah pohon Bodhi itulah saya membuktikan keberadaan patung Buddha yang mungkin paling unik di dunia. Sebuah kepala Buddha sungguhan berada di dalam pohon. Batang pohon yang besar merengkuh dan memeluk patung kepala Buddha yang menyunggingkan senyum.
Sebuah papan keterangan memberikan sekilas info. "Yang tersisa dari patung Buddha ini adalah kepalanya, sedangkan badannya sudah hilang. Kepalanya adalah patung Buddha dalam gaya di masa periode Ayutthaya. Kepala ini berada di dalam dasar pohon Bodhi."
Kok bisa pohon Bodhi ini secara alami tumbuh dengan kepala Buddha di dalamnya? Nee, pemandu saya berkisah, patung Buddha ini tadinya utuh namun saat penjarahan dalam penyerbuan tentara Burma, patung ini diduga rusak dan kepalanya jatuh ke pohon Bodhi muda.
Pohon Bodhi kemudian tumbuh membungkus kepala Buddha ini secara alami. Pohon Bodhi memeluknya erat ke dalam posisi yang bisa dilihat wisatawan hari ini. Sungguh mengagumkan apa yang bisa dilakukan oleh alam.
Di hadapan patung kepala Buddha ini ada tempat berlutut untuk berdoa bagi umat Buddha. Suasana di sini memang syahdu dengan pohon Bodhi yang rimbun menaungi, memberikan oksigen segar dan melindungi wisatawan dari sengatan terik panas matahari.
Wat Mahathat menyajikan suasana tenang dan kontemplatif. Saya memilih duduk tenang dan diam menikmati suasana, sementara rombongan turis Prancis datang dan pemandunya yang cas cis cus memberikan penjelasan.
Matahari semakin turun. Selanjutnya, saya tidak boleh ketinggalan upacara Wai Kru karena ikut menjadi peserta bersama ratusan para petarung Thai Boxing dari seluruh dunia yang akan menari tarian penghormatan untuk guru-guru mereka di dalam Festival Muay Thai di Ayutthaya.
Saya pun mengucapkan selamat tinggal kepada Wat Mahathat dan Sang Buddha di dalam pohon Bodhi. Rasa penasaran ini pun puas tersampaikan.
Yang membuat Ayutthaya menarik adalah, kota ini merupakan bekas ibukota Kerajaan Thailand. Bekas istana dan candi tersebar di pelosok kota. Sementara kota Ayutthaya yang modern dibangun di atasnya.
Kepala Buddha ada di dalam batang pohon Bodhi
Tidak heran kalau Ayutthaya mendapat predikat UNESCO World Heritage Site sejak tahun 1981. Komplek candi yang paling luas tersebar ada di kawasan Ayutthaya Historical Park.
Beraneka vihara, candi, bekas istana dan seabrekan bangunan kuno bertebaran di sana-sini. Ini adalah bekas kota kuno Ayutthaya yang dibangun Raja Ramathibodi I tahun 1350. Ayutthaya begitu gemilang sampai akhirnya dihancurkan tentara Burma tahun 1767.
Kepala Buddha ini ada di reruntuhan candi Wat Mahathat
detikTravel diajak Tourism Authority of Thailand berkeliling Ayutthaya beberapa pekan lalu. Dari sekian banyak reruntuhan, yang paling saya incar adalah candi Wat Mahathat.
Sudah lama saya membaca ikon wisata di Ayutthaya mengenai sebuah kepala Buddha yang berada di dalam pohon Bodhi. Pohon Bodhi adalah pohon suci bagi umat Buddha di mana dalam sejarahnya Siddharta Gautama bermeditasi di bawah pohon ini.
Di depan Wat Mahathat, loket tiket berdiri. Wisatawan membayar 50 Baht (Rp 17.500), murah bukan? Saya segera menghambur masuk, mencari pohon Bodhi yang dimaksud. Pohon Bodhi ini sama seperti pohon Bodhi yang saya jumpai di Sri Lanka.
Banyak wisatawan datang ke Wat Mahathat di Ayutthaya
Tinggi besar seperti beringin, namun daunnya bulat-bulat kecil. Kerajaan-kerajaan kuno yang menganut agama Buddha biasanya menanam Bodhi di tempat-tempat peribadatan mereka.
Di bawah pohon Bodhi itulah saya membuktikan keberadaan patung Buddha yang mungkin paling unik di dunia. Sebuah kepala Buddha sungguhan berada di dalam pohon. Batang pohon yang besar merengkuh dan memeluk patung kepala Buddha yang menyunggingkan senyum.
Sebuah papan keterangan memberikan sekilas info. "Yang tersisa dari patung Buddha ini adalah kepalanya, sedangkan badannya sudah hilang. Kepalanya adalah patung Buddha dalam gaya di masa periode Ayutthaya. Kepala ini berada di dalam dasar pohon Bodhi."
Kok bisa pohon Bodhi ini secara alami tumbuh dengan kepala Buddha di dalamnya? Nee, pemandu saya berkisah, patung Buddha ini tadinya utuh namun saat penjarahan dalam penyerbuan tentara Burma, patung ini diduga rusak dan kepalanya jatuh ke pohon Bodhi muda.
Pohon Bodhi kemudian tumbuh membungkus kepala Buddha ini secara alami. Pohon Bodhi memeluknya erat ke dalam posisi yang bisa dilihat wisatawan hari ini. Sungguh mengagumkan apa yang bisa dilakukan oleh alam.
Di hadapan patung kepala Buddha ini ada tempat berlutut untuk berdoa bagi umat Buddha. Suasana di sini memang syahdu dengan pohon Bodhi yang rimbun menaungi, memberikan oksigen segar dan melindungi wisatawan dari sengatan terik panas matahari.
Wat Mahathat menyajikan suasana tenang dan kontemplatif. Saya memilih duduk tenang dan diam menikmati suasana, sementara rombongan turis Prancis datang dan pemandunya yang cas cis cus memberikan penjelasan.
Matahari semakin turun. Selanjutnya, saya tidak boleh ketinggalan upacara Wai Kru karena ikut menjadi peserta bersama ratusan para petarung Thai Boxing dari seluruh dunia yang akan menari tarian penghormatan untuk guru-guru mereka di dalam Festival Muay Thai di Ayutthaya.
Saya pun mengucapkan selamat tinggal kepada Wat Mahathat dan Sang Buddha di dalam pohon Bodhi. Rasa penasaran ini pun puas tersampaikan.