Aneh! Wanita 55 Tahun Capai Klimaks Bercinta Dari Kakinya Sendiri - Seorang wanita berusia 55 tahun dari Belanda mengalami hal yang tak biasa. Ia mengalami puncak kenikmatan bercinta (orgasme) dari kaki kirinya. Seharinya, wanita itu mengalami sensasi orgasme di kakinya itu lima sampai enam kali.
Sensasi itu selalu datang tiba-tiba dan tak disebabkan oleh hasrat seksual atau pikiran. Sensasi tersebut berjalan dari kaki kirinya ke vaginanya dan ia mengatakan pengalamannya itu persis orgasme yang dirasakan saat berhubungan seksual.
Menurut penulis penelitian Dr. Marcel D. Waldinger, Ahli Saraf dan Profesor di Utrecht University, wanita tersebut merasa pengalamannya itu sangat memalukan dan mengkhawatirkan. Ia yang mengobati wanita tersebut.
"Dia merasa buruk," kata Waldinger seperti dikutip Livescience, Minggu (30/6/2013).
Pada gambar resonansi magnetik (scan MRI) di otak wanita dan kakinya menunjukkan tak ada kelainan. Namun, tes lain mengungkapkan beberapa perbedaan antara saraf kaki kiri dan kanannya.
"Rangsangan di kaki kirinya dengan arus listrik memicu orgasme spontan di kakinya itu," katanya.
Untuk mengobatinya, wanita itu disuntik obat bius di salah satu saraf tulang belakangnya, yakni saraf yang menerima sensorik dari kaki. Dan sejak itu orgasme berhenti sama sekali. Selama delapan bulan, wanita itu tak mengalami orgasme di kaki hingga sekarang.
Waldinger mengatakan, wanita tersebut mungkin memerlukan kembali suntik injeksi kembali jika gejala itu muncul lagi.
Semua Berawal dari Koma
Para peneliti mempercayai fenomena itu merupakan hasil dari campuran di otaknya. Sekitar setengah tahun lalu, sebelum orgasme kaki dimulai, wanita itu tiga minggu dalam keadaan koma karena infeksi sepsis.
Ketika ia keluar dari koma, ia mengalami kesemutan dan sensasi terbakar di kaki kirinya. Ini mungkin akibat kerusakan di serabut saraf kecil di kakinya.
Menariknya, saraf yang meregister informasi sensorik dari kaki memasuki sumsum tulang belakang pada tingkat yang sama seperti saraf yang meregister informasi sensorik dari vagina.
"Karena kerusakan saraf di kakinya itu, otak di perempuan tersebut tak menerima informasi sensorik dari kakinya, tapi menerima informasi sensorik dari vagina".
Setelah setengah tahun, saraf di kaki meregenerasi. Ketika terjadi, peneliti percaya otak tak bisa membedakan lagi antara kaki dan vagina.
"Sehingga memutuskan setiap rangsangan yang datang dari kaki sebenarnya berasal dari vagina," ujar Waldinger.
"Dan itu berarti perasaan orgasmik di kaki," katanya menambahkan.
Peneliti menyebut gangguan ini sebagai sindrom kaki orgasme. Kasus orgasme kaki sebelumnya pernah dilaporkan pada seorang pria.
Waldinger berpikir masih ada orang lain yang merasakannya tapi malu membicarakannya. Namun jangan takut mengungkapkannya. "Ini bukan psikologis. Ini neurologis, kita bisa menjelaskannya dan kita bisa mengobatinya".
Penelitian ini dipublikasikan di Journal of Sexual Medicine.
Menurut penulis penelitian Dr. Marcel D. Waldinger, Ahli Saraf dan Profesor di Utrecht University, wanita tersebut merasa pengalamannya itu sangat memalukan dan mengkhawatirkan. Ia yang mengobati wanita tersebut.
"Dia merasa buruk," kata Waldinger seperti dikutip Livescience, Minggu (30/6/2013).
Pada gambar resonansi magnetik (scan MRI) di otak wanita dan kakinya menunjukkan tak ada kelainan. Namun, tes lain mengungkapkan beberapa perbedaan antara saraf kaki kiri dan kanannya.
"Rangsangan di kaki kirinya dengan arus listrik memicu orgasme spontan di kakinya itu," katanya.
Untuk mengobatinya, wanita itu disuntik obat bius di salah satu saraf tulang belakangnya, yakni saraf yang menerima sensorik dari kaki. Dan sejak itu orgasme berhenti sama sekali. Selama delapan bulan, wanita itu tak mengalami orgasme di kaki hingga sekarang.
Waldinger mengatakan, wanita tersebut mungkin memerlukan kembali suntik injeksi kembali jika gejala itu muncul lagi.
Semua Berawal dari Koma
Para peneliti mempercayai fenomena itu merupakan hasil dari campuran di otaknya. Sekitar setengah tahun lalu, sebelum orgasme kaki dimulai, wanita itu tiga minggu dalam keadaan koma karena infeksi sepsis.
Ketika ia keluar dari koma, ia mengalami kesemutan dan sensasi terbakar di kaki kirinya. Ini mungkin akibat kerusakan di serabut saraf kecil di kakinya.
Menariknya, saraf yang meregister informasi sensorik dari kaki memasuki sumsum tulang belakang pada tingkat yang sama seperti saraf yang meregister informasi sensorik dari vagina.
"Karena kerusakan saraf di kakinya itu, otak di perempuan tersebut tak menerima informasi sensorik dari kakinya, tapi menerima informasi sensorik dari vagina".
Setelah setengah tahun, saraf di kaki meregenerasi. Ketika terjadi, peneliti percaya otak tak bisa membedakan lagi antara kaki dan vagina.
"Sehingga memutuskan setiap rangsangan yang datang dari kaki sebenarnya berasal dari vagina," ujar Waldinger.
"Dan itu berarti perasaan orgasmik di kaki," katanya menambahkan.
Peneliti menyebut gangguan ini sebagai sindrom kaki orgasme. Kasus orgasme kaki sebelumnya pernah dilaporkan pada seorang pria.
Waldinger berpikir masih ada orang lain yang merasakannya tapi malu membicarakannya. Namun jangan takut mengungkapkannya. "Ini bukan psikologis. Ini neurologis, kita bisa menjelaskannya dan kita bisa mengobatinya".
Penelitian ini dipublikasikan di Journal of Sexual Medicine.