Panggil saya Light. Saya punya cerita horor yang saya alami sendiri akhir 2010-an. Kala itu, saya masih bekerja sebagai recepsionis di salah satu losmen di Yogyakarta. Mungkin inilah satu-satunya cerita horor saya yang menggairahkan dan menegangkan. Saya akan menceritakan pengalaman menikmati tubuh wanita yang bukan pasangan saya.
Namun, si pemilik tubuh ini bukanlah manusia, melainkan… anda tahu bukan? Jadi, sebaiknya, saya ceritakan saja kisah ini, dari awal… Oke? ;-)
Sebagai perantauan yang bekerja di losmen di Yogyakarta, saya jarang pulang kampung. Saya tidur di kamar tempat karyawan yang letaknya agak di belakang.
Suatu malam, saat badan saya beranjak ke peraduan untuk beristirahat tanpa menutup pintu karena antara pikiran dan badan sudah tidak balance. Itu berartinya, saya sungguh terlalu lelah. Maklum saja, karena saat liburan sekolah, banyak sekolah-sekolah dari luar Yogyakarta menginap di losmen tempat saya bekerja.
Setelah merebahkan diri di kasur, saya sudah berada di batas antara sadar dan tidak sadar. Tepat saat itu, saya melihat sekelebat bayangan melalui celah pintu. Entah kesalahan saya dalam melihat atau tidak, kuat dugaan bayangan tersebut adalah bayangan seorang wanita. Padahal, seingat saya, beberapa hari lalu dan tadi tidak ada tamu wanita. Yang ada hanyalah anak-anak murid putri dari sekolah luar Yogyakarta tersebut. Walaupun bingung, saya lanjutkan tidur karena memang tidak bisa berpikir jernih.
Wanita ini masuk ke kamar dan membangunkan saya dengan cara menyentuh kaki saya. Sambil kriyep-kriyep, saya membuka mata. Melihat siapa yang telah berani menyentuh kaki saya dan membuat saya terbangun! Tidak disangka, ternyata yang telah melakukannya adalah seorang wanita yang, bagi saya, sangatlah cantik.
Kalau saya gambarkan, tubuh wanita itu sangatlah montok, parasnya ayu keibuan, dan lembut. Sesudah saya terbangun, wanita itu bukannya pergi, malah memijit lembut kaki saya. Saya sih membiarkannya memijit kaki saya. Karena, enak. Kucing dikasih ikan asin, siapa tidak suka?
Saya merasakan, pijitan wanita ini membuat saya terangsang. Entah, siapa yang memulai, tiba-tiba aku sudah mulai menikmati tubuh wanita itu dan terjadilah pergumulan singkat, lima menit. Sungguh, rasanya berbeda dibandingkan istri saya. Ini sangat lembut...
Selesai menikmati pergumulan singkat itu, si wanita berkata, “Terima kasih telah memberiku benih. Aku tidak akan mengganggu kamu lagi.” Wanita itu lalu menghilang dengan meninggalkan asap putih begitu saja. Saya hanya bengong menyaksikan pemandangan seperti itu.
Keesokan harinya, saya pergi ke Kyai menanyakan apa yang telah terjadi pada saya. Jawaban Kyai sungguh di mengejutkanku. “Yang telah kamu gumuli itu tubuh wanita setan...” [sumber]
Sebagai perantauan yang bekerja di losmen di Yogyakarta, saya jarang pulang kampung. Saya tidur di kamar tempat karyawan yang letaknya agak di belakang.
Suatu malam, saat badan saya beranjak ke peraduan untuk beristirahat tanpa menutup pintu karena antara pikiran dan badan sudah tidak balance. Itu berartinya, saya sungguh terlalu lelah. Maklum saja, karena saat liburan sekolah, banyak sekolah-sekolah dari luar Yogyakarta menginap di losmen tempat saya bekerja.
Setelah merebahkan diri di kasur, saya sudah berada di batas antara sadar dan tidak sadar. Tepat saat itu, saya melihat sekelebat bayangan melalui celah pintu. Entah kesalahan saya dalam melihat atau tidak, kuat dugaan bayangan tersebut adalah bayangan seorang wanita. Padahal, seingat saya, beberapa hari lalu dan tadi tidak ada tamu wanita. Yang ada hanyalah anak-anak murid putri dari sekolah luar Yogyakarta tersebut. Walaupun bingung, saya lanjutkan tidur karena memang tidak bisa berpikir jernih.
Wanita ini masuk ke kamar dan membangunkan saya dengan cara menyentuh kaki saya. Sambil kriyep-kriyep, saya membuka mata. Melihat siapa yang telah berani menyentuh kaki saya dan membuat saya terbangun! Tidak disangka, ternyata yang telah melakukannya adalah seorang wanita yang, bagi saya, sangatlah cantik.
Kalau saya gambarkan, tubuh wanita itu sangatlah montok, parasnya ayu keibuan, dan lembut. Sesudah saya terbangun, wanita itu bukannya pergi, malah memijit lembut kaki saya. Saya sih membiarkannya memijit kaki saya. Karena, enak. Kucing dikasih ikan asin, siapa tidak suka?
Saya merasakan, pijitan wanita ini membuat saya terangsang. Entah, siapa yang memulai, tiba-tiba aku sudah mulai menikmati tubuh wanita itu dan terjadilah pergumulan singkat, lima menit. Sungguh, rasanya berbeda dibandingkan istri saya. Ini sangat lembut...
Selesai menikmati pergumulan singkat itu, si wanita berkata, “Terima kasih telah memberiku benih. Aku tidak akan mengganggu kamu lagi.” Wanita itu lalu menghilang dengan meninggalkan asap putih begitu saja. Saya hanya bengong menyaksikan pemandangan seperti itu.
Keesokan harinya, saya pergi ke Kyai menanyakan apa yang telah terjadi pada saya. Jawaban Kyai sungguh di mengejutkanku. “Yang telah kamu gumuli itu tubuh wanita setan...” [sumber]