Pages

Minggu, 21 April 2013

ILMUWAN USA BERHASIL TUMBUHKAN GINJAL BUATAN

Ilmuwan Berhasil Tumbuhkan Ginjal Buatan - Organ manusia seperti ginjal dan jantung banyak dibutuhkan untuk didonorkan. Namun, ketersediaan jumlah pendonor masih sangat sedikit sehingga terjadi daftar tunggu super panjang dari pendonor. Laboratorium Massachusetts, Amerika Serikat, berhasil menciptakan ginjal buatan. Tak hanya itu, ginjal ini pun telah ditransplantasikan ke perut hewan. Hasilnya, ginjal buatan dapat berfungsi normal dan mulai menghasilkan urine.


Dalam situs bbcnews.com dijelaskan bahwa ginjal buatan adalah teknik penciptaan organ tubuh yang tersulit pada saat ini. Dengan demikian, keberhasilannya adalah langkah paling maju dalam perkembangan ilmu biomedis. “Namun, karena bersifat artifisial, keefektifannya masih jauh dari fungsi ginjal alami,” tulis BBC. Kata peneliti Massachusetts General Hospital, penelitian ini memberikan banyak harapan bagi penderita gagal ginjal. Sebab, pada saat ini permohonan transplantasi ginjal menduduki daftar tertinggi dari permintaan organ. Daftar tunggunya pun sangat panjang.

Untuk membuat ginjal buatan, peneliti mengambil lever tua dan menghilangkan sel-selnya sehingga hanya tersisa bentuk organ yang mirip dengan sarang lebah. Dari struktur rangka kasar itu, mereka kembali membangun ginjal dengan menggunakan sel yang dimiliki calon pasien penerima transplantasi.

Ada dua keuntungan dengan metode ini. Pertama, jaringan akan sesuai dengan penerima transplantasi organ. Karena itu, pasien tidak harus bergantung dengan obat untuk sistem imun. Obat imun ini biasa dikonsumsi pasien transplantasi ginjal untuk mencegah penolakan ginjal baru dan diminum seumur hidup.

Keuntungan kedua, metode ini memungkinkan lebih banyak ketersediaan calon ginjal baru. Karena sekarang ini organ donor tersedia banyak, tapi sebagian besar ditolak oleh tubuh pasien penerimanya. Sedangkan metode ini memungkinkan organ yang ditolak menjadi sarang lebah tempat tumbuhnya ginjal baru Untuk penelitian ini, ilmuwan menggunakan ginjal tikus tua. Guna membersihkan sel tua, mereka memakai detergen hingga tersisa jaringan protein yang membentuk rangkaian seperti sarang lebah. Dan dalam struktur itu, ada pembuluh darah serta pipa pembuangan air.

Sebelum ditransplantasikan, ginjal buatan disimpan dalam oven khusus selama 12 hari. Pemanggang ini bersuhu serupa dengan panas tubuh tikus. Ketika diujicobakan di luar tubuh tikus, ginjal buatan bekerja dengan produksi urine mencapai 23 persen dari kondisi ginjal normal.

Tim peneliti kemudian mencoba mentranplantasikan ginjal ini ke dalam tikus. Di percobaan pertama, keefektifan ginjal turun hingga lima persen. Ketua Tim Peneliti Dr Harald Ott mengatakan penurunan fungsi ginjal buatan kala ditransplantasikan adalah hal normal. “Jika Anda harus menjalani proses haemodialysis, fungsi ginjal dengan kondisi 10-15 persen saja sudah membuat Anda terbebas dari cuci darah,” kata dia. Ott mengatakan potensi pengembangan ginjal ini masih besar. Apalagi di Amerika, masih ada 100 ribu pasien yang menunggu transplantasi ginjal. “Dan hanya 18 ribu yang bisa menjalani transplantasi tiap tahun,” ujarnya.

Mungkin efektivitas dari hasil kerja ginjal rekayasa genetik tersebut masih kalah dibandingkan ginjal alami. Akan tetapi, ini merupakan pertanda baik bagi masa depan teknologi rekayasa genetik. Lantas, apakah ini pertanda semakin dekatnya era Repo Men? (Tempo)

sumber