Home » » KONFLIK KESULTANAN SULU VS MALAYSIA MASALAH SABAH

KONFLIK KESULTANAN SULU VS MALAYSIA MASALAH SABAH

Written By Unknown on Jumat, 08 Maret 2013 | 23.25

TEMPO.CO, Sabah - Sebuah kebuntuan yang tidak biasa sedang berlangsung di ujung pulau Kalimantan, di mana sekitar 100 orang dari Filipina selatan datang sebagai utusan ke Sabah, Malaysia.

Mereka menuntut untuk diakui sebagai perwakilan dari sebuah kesultanan yang secara historis berkuasa atas daerah itu.


Polisi Malaysia dan angkatan bersenjata sedang bernegosiasi dengan mereka, yang tiba dengan perahu pada hari Selasa di distrik terpencil Lahad Datu, di negara bagian Sabah, Malaysia.

Para pria ini mengklaim sebagai Tentara Kerajaan Kesultanan Sulu. Tan Sri Ismail Omar, Inspektur Jenderal Polisi Kerajaan Malaysia, Kamis, menyatakan negosiasi masih berlangsung karena mereka tak mau dikirim pulang. Pasukan keamanan Malaysia telah mengepung desa dan berdiskusi dengan kelompok itu.

"Dialog berjalan dengan baik," kata Ismail. "Kami telah memberitahu mereka untuk meninggalkan Sabah dengan damai, karena kami tidak ingin muncul kondisi yang dapat mengancam keamanan rakyat," tambahnya.

Didirikan pada tahun 1400-an, Kesultanan Sulu mencakup banyak pulau di Filipina selatan. Beberapa bagian dari Kalimantan, termasuk Sabah, juga diakui sebagai bagian wilayah mereka. Sambungan sejarah ini sempat menimbulkan ketegangan antara Malaysia dan Filipina.

Manila mempertahankan "klaim aktif" Sabah melalui Kesultanan Sulu, menurut CIA World Factbook. Sulu sekarang merupakan bagian dari Wilayah Otonomi Muslim Mindanao di Filipina selatan, yang hanya beberapa puluh kilometer dari Sabah.

Islam militan kelompok Abu Sayyaf beroperasi di sana. Namun para pria yang mengaku dari Kesultanan Sulu ini mengatakan mereka tidak ingin dihubungkan dengan kelompok militan di Filipina, menurut Bernama. Tapi polisi tidak mengesampingkan bahwa para pria itu bersenjata, katanya.

"Sejauh ini situasi tidak tegang dan mereka tampaknya berperilaku baik," kata Ismail. "Kami percaya kelompok ini memiliki teman-teman di desa itu tetapi tidak memiliki rumah di sana." Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengatakan penting untuk segera menyelesaikan masalah itu tanpa pertumpahan darah.

Pemerintah Filipina dan pejabat militer berkoordinasi dengan rekan-rekan mereka di Malaysia tentang masalah ini, Philippines News Agency (PNA) melaporkan Jumat. Abigail Valte, juru bicara Presiden Benigno Aquino III, mengatakan pemerintah sedang mencoba untuk "memastikan fakta-fakta" tentang situasi itu.

Dia mengatakan Manila siap untuk memberikan bantuan kepada mereka yang terlibat dalam kebuntuan setelah diplomat Filipina di Malaysia memberikan laporan.

sumber
Cloap Program Affiliasi - Cara Mudah cari uang